Jumat, 10 Juli 2020

Pengalaman Tinggal di Singapura (Part 1)

Kembali lagi dengan aku di blog ini. Kali ini, aku mau berbagi pengalaman tinggal di Singapura karena aku sempat berkuliah disana. Kali ini aku akan membahas HDB (Housing and Development Board) di Singapura.

80% penduduk negara Singapura pasti tinggal di HDB (Housing and Development Board). (https://www.economist.com/asia/2017/07/06/why-80-of-singaporeans-live-in-government-built-flats). HDB bisa dikatakan mirip Rusunawa, yang kepemilikan apartemennya hanya 99 tahun dari pemerintah dan tak bisa seumur hidup seperti kita membeli tanah di Indonesia pada umumnya. 20% sisanya tinggal di landed house yang super mahal dan condominium, yaitu apartemen milik swasta. 



HDB nya termasuk colourful dan gaya bangunan HDB tuh beda-beda gak selalu sama.


Di tiap bangunan HDB, pasti ada angka yang membuat kita gak akan bingung mencari alamat HDB.


Ada beberapa fasilitas di HDB yang bisa digunakan. Seperti contohnya alat dan tempat berolahraga yang biasa dimanfaatkan oleh manula dan juga bisa jadi tempat bermain balita ketika sore.




Di lantai terbawah HDB, pemerintah menyedikan tempat untuk berjualan. ATM udah pasti ada, supermarket tersedia di sebagian besar HDB dan ada banyak toko - toko seperti perhiasan, obat tradisional, bakery, restoran hingga toko kelontong.




Nah, sebagian besar HDB memiliki area hawker place. Keluarga Singapura memang kebanyakan jarang memasak karena biasanya istri bekerja, sehingga kehadiran hawker place sangat membantu mereka buat cari sarapan, makan siang hingga makan malam. Hawker place buka dari pukul 7 pagi hingga 9 malam. Tapi hawker place agak kotor karena kadang ada burung liar berterbangan.



Di tiap HDB, pasti ada bus atau MRT yang sudah siap ngangkut penumpang. Ini super nyaman banget sih keluar HDB langsung bisa akses transportasi, makanya di Singapur gak ada Gojek motor karena akses transportasinya senyaman itu.

Tinggal di HDB lumayan oke. Mau makan ada hawker place, mau beli barang tapi males ke mall tinggal pergi ke toko- toko aja, mau olahraga ada tempatnya dan yang terpenting akses kemana-mana gampang karena langsung terhubung ke MRT dan / bus. Nah, tapi yang perlu diingat, gak semua HDB depannya MRT, tapi ada halte bus depan HDB itu PASTI. 

Biasanya, harga HDB yang depannya MRT termasuk mahal. Harga HDB biasanya juga dilihat dari wilayahnya. Semakin dekat pusat kota (Orchard, Raffles Place, City Hall, Tanjong Pagar yang semuanya merupakan daerah CBD), dipastikan harga HDB nya termasuk mahal. 

Segitu dulu informasi yang mau aku bagikan, semoga info ini bisa membantu kalian yang penasaran dengan HDB di Singapura dan yang berminat merasakan pengalaman tinggal di Singapura.